Stay Hydrated, Guys!!!
One of my problem after long run, gue selalu merasa agak sakit kepala, berasa over heating – that’s why after CFD long run, gue lebih suka langsung pulang aja, take cold shower, dan tidur. In early days of running, kadang gue sampai perlu dibantu sama obat sakit kepala untuk meringankan sakit kepala gue after running.
Tadinya gue pikir gue over heating, lari kepanasan. Mau lari pake topi supaya nggak kepanasan, nggak terbiasa, malah ngganggu. Makanya kemudian gue lebih suka lari pagi-pagi banget, dan jam 7an biasanya udah kelar – orang-orang baru mulai gue udah duduk manis. Atau gue jadi milih rute lari yang banyak pohon-pohon rindangnya, seputaran Menteng atau seputaran Senopati-Wijaya. Well, in case of CFD, sebenarnya emang gue juga menghindari lari di hiruk pikuknya Sudirman Thamrin juga sih, pusing ngeliat terlalu banyak orang!
It works, for some times. But since I started training for my first FM, and I have to run longer like 30K, mau gak mau gue akhirnya harus finish jam 8 – 9an. Dan gue kepanasan.
Tapi kata Novi, “Lu tuh kurang minum!!!!!!!!!!!!!!!!! Makanya over heating!”.
…
…
…
Me? Kurang Minum???
Sebenarnya, iya! Awal-awal mulai lari, gue beli Fuelbelt di sukaoutdoor.com. Rajin dipakai, malam sebelum lari gue isi Pocari Sweat dulu, simpan dalam kulkas biar dingin. Trus dipakai, dan berasa gayaaaaaaaaa banget udah kayak pelari professional aja. Tapi lama-lama lebih berasa ngganggu dan ngerepotin aja. Toh juga fuelbelt gue yang botolnya cuma 2, yang diisi Pocari 500ml aja nggak habis, cuma buat 2 kali minum udah habis. Sisanya gue lari bawa botol kosong doang.
Kemudian mulai gue cuma pakai fuelbelt-nya pas event aja. Tapi toh ternyata kebanyakan event yang gue ikut, hydration pointnya cukup banyak dan gak pernah kehabisan airnya. Malah enak, tinggal milih mau isotonic atau water.
Akhirnya gue nggak pernah lagi bawa-bawa fuelbelt gue, dan nongkrong aja di lemari, mulai berdebu.
Tapi sebenarnya apa susahnya sih buat minum aja? Nggak bawa fuelbelt, toh gue bisa baca duit buat beli di penjual minuman pinggir jalan yang berjejer di Sudirman Thamrin, mampir warung pinggir jalan, atau mampir mini market yang sekarang almost every corner ada. Kenapa susah? Karena gue males berenti kalo bukan pengen pipis!
Jadi mungkin gue emang kurang minum ketika lari. Biasanya kalau training doang, lari cuma 5 – 10K, gue emang relatively nggak pernah minum sepanjang jalan. Karena memang nggak bawa minum, dan rasanya nggak perlu minum juga cuma lari sejam doang!
I was wrong!
Meski ada juga gue baca kalau larinya cuma di bawah 1 jam nggak terlalu perlu minum ketika sedang lari [cukup sebelum dan sesudah aja….], but most experts will say, “Know your body”. Kalau berasa haus, sebenarnya body ngasih sign kalo lo udah harus minum. It’s not about how long you run, tapi seberapa tubuh lo ngerasa haus. Keep hydrated! Keep hydrated!!!
Nah, jadi gue harus minum? Iya, harus!
Lari berkeringat. Makin banyak keringat, makin volume darah makin berkurang, jantung bekerja lebih keras untuk memompa oksigen ke otot-otot yang sedang bekerja, makanya bisa ngerasa uncomfortable when running, dan pace jadi melambat.
Katanya, kalau lari dengan pace di atas 5 min/km, harus minum setidaknya 100-200 ml setiap 20 menit. Jadi kalo gue larinya 1 jam, harusnya gue minum minimal 300 – 600 ml.
Baiklah….. :p
…
…
…
Ihhh.. Gue juga bilang apa?? Sering minum walaupun dikit2 itu penting nyai!!