#iRun Air Force Run 2016
Last time gue ikutan event lari “Run for Heroes” yang diadakan Kodim 0606 Bogor tahun 2015 lalu, gue gak dapat finisher medal. Medali yang disediakan cuma 100 – dan gue sok kepedean “masa sih gak bisa masuk 10% runner? In case yang lari 1000 runners, masa sih gak bisa masuk 100 besar?”. Nggak bisa, gue nggak dapat medali.
Yah, bagaimana bisa dapat medali. Pertama, plantar gue lagi dalam kondisi cidera-cideranya. Kedua, shin splints gue juga mulai berasa sakit (yang kemudian setelah race, fixed cidera!). Ketiga, yang lari perwira-perwira semua, yang masih muda-muda, segar bugar, botak-botak, dan ….. kencang-kencang.
Jadi waktu gue denger ada event “Air Force Run” yang akan diadakan tanggal 4 September 2016 oleh Perwira Alumni Akademi Angkatan Udara 1996, gue sempat ragu untuk daftar. Ntar yang lari perwira-perwira semua, pada kencang-kencang, dan gue bakalan ketinggalan jauh di belakang.
Tapi kemudian katanya, semua runner yang menyelesaikan lomba akan dapat medali penamat.
Jadi gue daftar.
Race Pack Collection
Pengambilan racepack-nya dilakukan sehari sebelum event di area Halim Perdana Kusuma. Eventnya sendiri juga akan dilakukan di Pangkalan TNI Angkatan Udara. Lokasi yang bikin gue merasa exciting, karena gue membayangkan lari melewati rute landasan pacu dengan pesawat-pesawat berbaris di kiri-kanan.
Sayangnya petugas pengambilan race pack kurang responsive menyambut calon-calon runner yang datang untuk mengambil racepacknya. Gue, berdiri di depan meja pengambilan racepack. Di depan gue, 4-5 petugas duduk-duduk, tanpa inisiatif untuk melayani, bahkan untuk bertanya sekali pun. Padahal gue, jelas-jelas berdiri di depan mereka sambil memegang berkas-berkas pengambilan.
Anyway, untungnya race t-shirtnya bagus. Desainnya OK dan bahannya good quality. Jadi, ya sudahlah, harus memaklumi saja kejadian tadi.
Race Day, Minggu – 4 September 2016
Biasanya gue memilih untuk Subuhan di rumah sebelum berangkat event yang dimulai jam 6 pagi. Tapi hari Minggu pagi itu, gue putuskan untuk jalan dari rumah jam 4. Kemarin gue lihat di race guide book, ada mesjid di dekat start area – jadi gue mau Subuhan di sana aja.
Lagi pula, gue sebenarnya agak ragu, ini tempat larinya di mananya bandara Halim ya?
Keraguan gue terbukti benar. Waktu masuk ke kompleks bandara Halim, gue minta sopir taxi untuk bertanya ke petugas keamaan di pintu gerbang bandara untuk bertanya dimana lokasi event Air Force Run.
Ternyata benar, bukan di dalam bandara. Dikasih petunjuk jalan, disuruh putar balik ke area di belakang bandara. Gelap, gak yakin, takut nyasar. Dan tidak ada petunjuk menuju “air force run” terlihat. Gue minta sopir taxi untuk mengikuti jalan saya, melewati pemukiman penduduk.
Tapi kemudian gue jadi takut nyasar. Rasanya udah jalan beberapa kilo, kok gak sampai-sampai? Akhirnya gue minta sopir taxi untuk balik arah dan kembali ke lokasi pintu gerbang bandara Halim lagi.
Gue lihat di sana banyak runner berkaos Air Force Run yang juga turun, kebingungan, dan bertanya kepada petugas keamanan. Ternyata jalan gelap yang tadi gue ikuti adalah jalan yang benar – hanya saja memang jauh masuk ke dalamnya. Bahkan sopir taxi pun diminta meninggalkan identitas agar bisa masuk ke lokasi Pangkalan TNI Angkatan Udara itu.
Di dalam kompleks Pangkalan TNI AU ternyata ada lapangan olahraga dengan running track bagus di sekelilingnya. Race Village diadakan di lapangan tersebut, dan start area di sampingnya.
Gue menyempatkan diri untuk melakukan ritual pemanasan, mengingat-ingat latihan dari coach-coach #gantarvelocity yang lalu. Lari keliling 1 kali, lanjut dengan stretching dan running ABC. I am ready to run.
Di start area, gue ketemu dengan fellow runner Adhie dan kelompok lari Gold’s run-nya. Gue pernah menemani mereka tapering session sebelum Bali Marathon kemarin.
Route lomba menyenangkan – melewati jalan lingkungan yang bersih dari kendaraan. Teduh dengan pohon-pohon besar di kiri kanan. Lalu melintasi area belakang bandara Halim – dan melihat pesawat-pesawat penumpang di parkir atau siap terbang.
Banyak penduduk juga berolahraga – sepertinya daerah di belakang bandara Halim memang menjadi arena “CFD” juga di minggu pagi buat penduduk di sekitar kompleks bandara.
Lima kilo pertama route menyenangkan dengan banyak turunan. Meski sedikit mencemaskan, karena “nanti baliknya gimana?”. Lalu seperti yang gue harapkan, setelah kilometer ke-5, route dibelokkan masuk ke pangkalan TNI Udara.
Melewati hanggar dengan pesawat tempur yang diparkir.
Beberapa runner berhenti untuk selfie – dan gue seperti biasa memilih untuk tetap berlari saja. Sayang waktunya.
Lalu setelah melewati hanggar, route berlanjut di pinggir landasan pesawat dengan beberapa pesawat tempur berbaris di kiri-kanan.
Untuk ada fotografer – jadi gue tidak perlu berhenti.
Tapi yang tadi gue cemaskan di kilometer awal akhirnya terjadi juga. Turunan yang tadinya menyenangkan, sekarang berubah menjadi tanjakan.
Sempat berhenti untuk jalan beberapa kali, menikmati kelegaan ketika bertemu water station, gue paksain untuk tetap lari sambil tetap melihat #suunto gue sambil berharap, mudah-mudahan jalan-kaki ini terbayar dengan pace lumayan di awal tadi.
- It’s me!
- fellow Gold’ Run: Cecep
- fellow Gold’s Run: Adhie
- fellow runner: Sapto
Kehabisan power di KM-9, beberapa runner yang melewati gue ngasih semangat, “Ayo oom!!! Tinggal 1 kilometer lagi”. Fixed tua, gue dipanggil oom!
I finished in 1:00:15 – way too slow than I expected.
Tapi sudahlah, race-nya rapi menyenangkan. Medalinya bagus. Dan kemudian berkumpul lagi dengan fellow runner dari Gold gym sambil foto-foto sebelum pulang.
- with fellow runner Gold’s Run from Gold Gym team
- Nice finisher medal
Next time better!
…
…
…
Fa, not-in-favor-for-elevation