Get Lost in Sabang … then #iRun (part 2)
[ DAY #2 – Jumat, 6 Maret 2015 ]
Jam 4.30 pagi, gue udah bangun. Meski gue udah pasang alarm buat bangun jam 5.30 aja, tapi my body alarm said differently, “Wake up!!!!!!!!”. Sabang, kota paling ujung barat Indonesia, artinya waktu Subuhnya juga paling telat, tapi gue udah bangun. Mungkin bukan karena udah kebiasaan bangun jam segitu, tapi kamar panas tanpa AC, hanya kipas angin. Gue gak bisa tidur nyenyak kalau kepanasan.
Padahal kualitas tidur gue harus bagus kalau gue rencana mau lari pagi.
Iya, pagi ini gue rencana ngajak anak-anak lari pagi. Dan yang gue maksud anak-anak adalah Dey, kang Erry, Bayu, dan Iva dan Lise yang baru gue kenal. Udah dari Jakarta kemarin gue bikin plan mau lari pagi di Sabang. Malahan, gue udah sempat nyoba bikin peta di MapMyRun apps gue, planning untuk lari dari hotel ke kota Sabang, 10 kilo aja, gak usah jauh-jauh.
Tapi kemarin malam, waktu bergerak dari kota Sabang ke pantai Sumur Tiga tempat gue nginap, ternyata jauuuuuuuuhhhh yaaa? Kayaknya waktu mapping kemarin gue salah menentukan lokasi hotel ini.
Tapi bukan berarti gue gak jadi lari. Cuma ganti rute aja, instead of keluar hotel lalu belok ke kanan turun ke arah kota, gue mau belok kiri aja, jalan yang kelihatannya sedikit mendaki.
Males-malesan di tempat tidur, waktu selalu berlalu cepat. Suara adzan berkumandang. Dan tak lama, we all the #GetLostRunner team udah siap di pinggir jalan. Gue nggak pakai compression gue, agak gak pede dan khawatir kalo ntar terlalu sexy, dan diliatin orang. Lagian, kayaknya cuma mau lari sesukanya aja, sebosannya, dan mungkin sedapatnya ketemu pantai buat menikmati sunrise.
So we run… jalan naik turun, tidak begitu lebar hanya cukup 2 mobil, tapi sepi. Jadi sedikit bebas untuk berlari di tengah jalan, sambil menikmati pemandangan.
Tidak ada anjing menggonggong! Haha… ini penting banget, karena beberapa minggu lalu, waktu gue, Dey dan Erry liburan ke Ubud dan lari di jalan, sepanjang jalan digonggong anjing melulu! Gue kan takut…. jadi bentar-bentar jalan kalo digonggong. Huh! Tapi di jalan menyelusuri pantai Sumur Tiga Sabang ini tidak ada anjing. Adanya kotoran sapi aja yang berceceran.
Meski tidak berlari di pantai, melainkan di jalan sepanjang pantai ini, lari selalu menyenangkan. Apalagi gue nyobain sepatu baru gue, lari nggak pakai sakit di ankle, dan ninggalin yang lain di belakang. Lambat ya!!!! Sepanjang lari, matahari perlahan-lahan muncul dari laut. Sisi pantai berganti-ganti, kadang tertutup pepohonan, kadang tertutup rumah-rumah, lalu pantai pasir berselang-seling pantai batu karang.
Akhirnya gue berhenti sejenak di belokan jalan karena di sudutnya gue lihat ada lapangan rumput yang luas, gue bisa melintas menuju pantai karang di sisinya. Menikmati sebentar matahari yang sudah mulai naik, meski agak mendung, tapi semburat jingga sudah menghiasi kaki langit.
Satu per satu “pelari” lainnya akhirnya nyusul gue juga!!!!!!!!!!!!!! Dan foto-foto jadi makin menyenangkan, karena gue nggak perlu selfie lagi. Sudah sejak lama gue pengen punya foto sambil lari dengan latar belakang pemandangan yang indah.
Pantai Sumur Tiga ini memang indah. My dream came true.
Kelar lari, mandi, sarapan, perjalanan keliling Sabang sudah dimulai lagi. Perjalanan akan panjang hari ini karena tujuan akhir adalah Tugu KM 0 Indonesia, paling ujung barat pulau Weh.
Tapi sebelumnya, rombongan menuju persinggahan pertama ke Pantai Kasih, buat foto-foto bareng dengan kaos tour dan spanduknya. Lanjut ke danau Anaek Laot, buat foto-foto lagi. Lanjut lagi ke satu spot di ketinggian perbukitan pulau untuk menikmati pemandangan ke teluk dengan Pulau Klah yang berada di tengah-tengah teluk. Foto-foto lagi.

Beautiful view to pulau Klah, Sabang
(photo courtesy @antonchandra, check his IG for more beautiful shots ya…..)
Sebenarnya gue sangat kepanasan, haus, keringetan, dan agak mati gaya. Mati gaya karena meski pemandangannya indah, tapi udah nggak tahu lagi mau foto pake gaya apalagi dengan pemandangan yang sama. Kayaknya, 21 episode nonton America Next Top Model masih nggak cukup buat gue.
Untungnya udah hampir jam 12 juga, rombongan yang mau Jum’atan misah dulu.
Kelar Jum’atan, makan siang seadanya, dan yang gue maksud seadanya karena restoran Aceh ala-Padang ini makanannya lamaaaaa banget keluarnya, dan ikan gorengnya udah digoreng dari pagi, item bikin nggak selera makan. Perjalanan dilanjutkan ke Pulau Rubiah unutuk snorkeling. Long trip, gue agak ngantuk dan kepanasan di mobil karena AC-nya nggak cukup kencang, gue berusaha memejamkan mata aja.
Nyampai di pantai, tempat menyeberang ke Pulau Rubiah, ganti celana renang, milih-milih alat snorkeling, rombongan menyeberang ke Pulau Rubiah. Dekat saja, tidak sejauh yang gue bayangkan. Air laut agak keruh, apa kacamata snorkeling gue yang nggak jernih, tapi begitu menyeburkan diri di air gue nggak ngeliat apa-apa.
Frankly speaking, tiap kali nyebur ke laut, gue akan selalu membandingkan dengan Belitung. Dan frankly speaking, Pulau Rubiah tidak seindah Belitung. Indah, tapi tak seindah Belitung… maaf yaaaaaa :p
Tapi gue berenang cukup lama…. jauh lebih lama dibanding berenang-berenang gue di laut sebelumnya.
Gue kan nggak jago berenang. Bisa, tapi gak jago.
Gue gak berani gak pake pelampung di laut.
Gue nggak bisa berenang tanpa google.
Gue gak suka air asin.
Gue gak suka tersapu ombak.
Gue gak bisa nyelam.
Jadi kalau gue nyemplung di laut cukup lama…. it means I enjoyed it a lot.
Kelar berenang. Mandi. Ashar. Perjalanan lanjut ke titik KM0 Indonesia, di ujung barat pulau Weh. Kemarin-kemarin gue udah super senang ngebayangin gue bakal lari-lari di titik KM0 ini, map my run. Tapi nyampai di sana, ternyata nggak ada tempat buat lari-lari. Jadi lagi-lagi foto-foto aja, sambil menikmati sunset.
Gue capek.
Ngantuk.
Dan Lapar lagi.
Malamnya di kota, setelah dinner dan berjalan kaki ke pasar untuk beli oleh-oleh, #GetLostRunner kabur dari rombongan. Haha…. kita mau beli kaos #Piyoh khas Sabang, ngopi-ngopi biar gaul kayak anak Sabang, nyobain sate gurita. Sayangnya sate gurita itu keliatan kayak sate cumi biasa aja… Gue pikir bentuknya bakalan keliatan kayak ada tentakel-tentakel guritanya. I was wrong.
Jadi gue mau tidur aja.
…
…