Jakmar 2016 – Rain Did Not Stop Us
When I talked to several runners after the Jakmar ended, the most common problem they encountered during the marathon was not what hot weather that they worried the most before – but the blister.
Tentu, number one scariest leg cramp happened. Tapi itu masalah yang highly anticipated. Hard when having it, but highly anticipated. Mulai dari persiapan konsumsi makanan dan minuman ini itu yang dipercaya membantu untuk mengurangi resiko leg cramp, bawa saltstick segepok, atau bawa anti cramp spray.
Tapi one problem yang mungkin gak terlalu diantisipasi adalah kaki blister karena lari dengan kaos kaki basah.
Jakarta memang mendung beberapa hari belakangan ini – malam hujan, pagi mendung. Harapan agar matahari tidak begitu terik di Jakarta pada hari-H, tapi siapa sangka hujan lebat turun jam 6, berhenti, beberapa kali gerimis ringan, trus lebat lagi jam 10an.
Bukan hujan rintik-rintik, tapi benar-benar hujan lebat yang dalam situasi normal, akan bikin jalanan macet karena semua sepeda motor berhenti berteduh di bawah jembatan layang memenuhi badan jalan. Hujan lebat yang dalam situasi normal akan bikin lebih memilih meringkuk di dalam selimut ketimbang pakai sepatu dan lari.
Tapi gue tau, no rain can stop runners to run!
You started it, you finished it – no matter what!
One fellow runner Satria, told me: “Aku udah ngerasa blister bang di KM7, terus KM21 blisternya pecah. Perih banget buat lari. Kayaknya kalau pun ada plester, nggak akan membantu lagi, udah basah menempel. Larinya kesakitan, ditambah keram otot juga. Finish akhirnya 5.19”.
And it was his first full marathon!
Lari dengan kaos kaki basah memang tidak menyenangkan. For once kaki menjadi gak kepanasan memang menyegarkan, tapi kaos kaki basah menyebabkan friction antara kaki dan kaos kaki menjadi semakin terasa, lalu menyebabkan blister.
Makanya beberapa kaos kaki yang didesain khusus untuk lari mencoba menerapkan teknologi yang membuat kaki menjadi “lebih kering” ketika berlari. Tapi apa yang harus dilakukan ketika hujan lebat dan air masuk ke dalam sepatu, dan gak akan kering-kering betapa pun canggihnya teknologi kaos kaki yang digunakan?
Many runners I knew also brought many gears – HP, visor, power gel, saltstick, buff, glasses, bahkan gue yakin ada yang bawa powerbank kecil karena kehabisan battery HP ketika lari bikin gak eksis karena gak bisa foto-foto di finish line, kan?
Tapi siapa yang kepikiran bawa kaos kaki cadangan?
…
…
…
Anyway, my big applause for all runners who hit the finish line with PB, with no PB, with cramping leg, with blistered feet. You deserved your medal!
And you deserved to have your best moment to be acknowledged and remembered. So, check my Facebook page of Cerita Lari. Perhaps, your smile was captured!
…
…
…
Fa, plok-plok-plok!