#iTrailRun Halimun Salak

Running trail run is challenging. That’s what I can say after running the first Tahura last January. Jadi waktu ada yang nantangin gue untuk ikut trail run lagi di Halimun Salak, gue bilang iya. Seperti namanya, Halimun Salak Trail Run diadakan di Gunung Salak, daerah Cangkuang – Cidahu, arah Sukabumi, Sabtu 14 Maret lalu. Start dan finish di Javana Spa, di kawasan Taman Nasional Hutan Damar, di kaki gunung.

Belajar dari trail run Tahura kemarin, gue udah nyiapain sepatu khusus lainnya buat trail. Bela-belain beli online sepatu Salomon yang 1 size bigger, supaya waktu lari nggak nyakitin kuku gue seperti kemarin dulu itu. Persiapannya cuma itu, gue pikir karena ngikutnya cuma yang 18K aja… yah,… paling 2.5 jam udah finish lah!!! Sedangkan long run gue udah mencapai lari hampir 30K dengan waktu 3.5 jam. Jadi kalaupun ntar gue finishnya molor 3 jam, pasti kuat lah!!!!

Jumat, gue udah jalan sama Novi ke arah Sukabumi. Perkiraan 1-2 jam sampai di Lido Lake resort tempat gue bakal nginap, dan lanjut ke Javana Spa – Gunung Salak, tempat start-nya. We needed to survey location to be able to estimate what time we should leave hotel tomorrow morning. Besok Sabtu start, jam 6 pagi soalnya.

Setelah ngelewatin hotel Lido Lake, gue mulai liat jam, start. Kalo lihat di peta sih dekat ya…. turn out peta yang dikasih panitia no-scale gitu. Duh…. nyari belokan ke arah Cidahu-nya lamaaaaaa banget, mana terjebak macet, dan baru 1 jam baru ketemu belokannya.

Kirain udah bisa lega, tapi pas mulai menelusuri jalan kecil Cidahu ke arah Gunung Salak, perasaan kok nggak sampai-sampai? Mana jalannya penuh lubang dan mendaki pula. Berasa seperti jalan tiada ujung. Finally, setelah hampir setengah jam, sampai di pintu akses ke Hutan Damar-nya.

Pemandangan mulai indah. Kiri-kanan kulihat pohon cemara. Literally.

Sampai di Javana Spa, gue ama Novi nyempetin mampir ke receptionist hotel, nanyain: masih ada kamar kosong gak buat go-show? Kayaknya kalau besok pagi harus mengulang jalan yang sama, bisa capek banget sebelum lari. Lagian, 1.5 jam dari hotel, berarti besok pagi harus jalan jam 4 pagi dong????

Tapi nggak ada kamar kosong! Adanya kalau mau nginep di tenda-tenda camping. Seru juga!!!!!!!!!!!!! Tapi nggak bawa handuk. Padahal ketika gue ngeliat deretan tenda-tenda camping yang sudah dipasang di pinggir lembah, kok seruuuuuu yaaa??? Ugh, may be next time!

We didn’t spend too long in the location. Mendingan segera balik ke hotel. Mau carbo loading, dan nyempetin makan durian yang banyak dijual sepanjang jalan. Mau cepat tidur buat besok.

[ … Race Day, Sabtu, 14 Maret 2015 … ]

Sabtu, jam 3.30 alarm bunyi. Giliran mandi, segera siap-siap untuk berangkat. Tidur kurang nyenyak sebenarnya semalam. Novi bahkan cerita, beberapa kali terbangun karena “ada yang ngajak ngobrol” di kamar. What??????????? As for me, untung gue gak sensitive untuk yang begituan. Tapi emang, malamnya gue mimpi “kuntilanak” sih – selama ini nggak pernah mimpi serem.

Jalan sepi, tidak macet seperti kemarin sore. Meski banyak truk-truk, tapi masih bisa ngebut, dan cuma 1 jam untuk sampai di lokasi. Segera mulai persiapan, pastinya mampir ke toilet buat ngosongin perut [lagi!].

Jam 6 race start. Gue duluan yang 18K, Novi menyusul belakangan yang 11K.

Mulai berlari, gue membayangkan jalur Tahura yang lalu. Tapi ternyata, aduuuuhhhhh… Tahura trail kemarin nggak ada apa-apanya!!!!!!!!!!!!!!!!!! Beneran deh!

Jalan naik terus. Batu-batu sepanjang jalan yang sempit dan licin. Banyak akar pohon siap untuk menjerat, beberapa kali gue ngeliat runner di depan belakang gue terjatuh tersangkut akar pohon. Satu KM pertama, gue lihat Soleous GPS watch gue, udah 10 menit.

What??????????????????? 1 KM aja udah 10 menit??? Kalau konstan, 18K berarti bakalan finish 180 menit, 3 jam dong???

Stress gue, apalagi trail bukannya makin gampang, malah makin naik turun. Aduh, “Ini bukan trail run deh!!!!!!!!!! Kayaknya lebih cocok disebut speed hiking deh!”. But it’s true, medannya begitu berat, sehingga gue sama sekali nggak bisa lari, setiap kali jalan datar sedikit aja, udah langsung ketemu rintangan, batu besar, sungai kecil, jembatan.

Kemudian tercium bau belerang, mulai menyengat. Gue sampai di Kawah Ratu… dan gue berhenti sebentar mengagumi kawah belerang ini. What a beautiful scenery. Takjub, tapi gue gak bisa berhenti lama, karena harus berlari menuruni kawah, menuju ke seberang.

Trail berbatu-batu melintasi Kawah Ratu

Sampai di seberang ketemu post pertama: 5.5K. Gue lihat jam, udah 1 jam. Alamak!!!!!!!!!!!!!! Satu jam berlari cuma dapat 5.5K??? Dan gue makin stress ketika sampai di kilometer 6, sudah ada fellow runner yang berlari lawan arah. Gue hitung cepat, artinya dia sudah sampai di KM 9 dan balik lagi 3 KM. What???????????? 6 KM di depan gue???????

Stress!!!!!!!!!!!!!! Karena kalau tadi gue masih bisa membela diri bahwa “Ini bukan trail run, tapi speed hiking”, tapi ternyata ini bener-bener trail run karena toh ada yang bisa lari! Huh!!!

Tapi gue mencoba untuk menikmati lari gue. Harus hati-hati supaya nggak terpeleset. Meloncati batu-batu ketika nyebrang sungai kecil. Mencari pijakan-pijakan yang keras ketika melewati jalan berlumpur.

Nyampai di post ujung, KM9. Gue lihat sudah 2 jam berlari. Gue cuma tertegun aja…. berarti gue bakalan kelar 4 jam dong ya?????? Gak ada ojek gendong nih???? Tolong!!!!!!!!!!!!!!

Tapi gue mencoba untuk terus berlari,….ah, lebih tepatnya berjalan dengan cepat. Medan rasanya sedikit lebih mudah, meski bukan lebih gampang. Rasanya pijakan kaki udah semakin stabil, apa karena gue jadi lebih adaptive? Dan gue juga udah nggak peduli lagi dengan sungai dan lumpur, udah ceplak-ceplok aja nyeberang sungai, nggak peduli lagi! Meski power masih berasa ada, tapi paha gue mulai semakin mati rasa, nggak kram, tapi mulai kaku. Ketika jalan sudah lebih banyak menurun, paha memang lebih menahan supaya gue tidak terlalu laju, makanya jadi kaku.

Ketika akhirnya gue ketemu lagi dengan Kawah Ratu, gue mulai bernafas sedikit lega, karena gue tahu tinggal 5K lagi. Gue lihat jam, udah 3 jam gue berlari. Apa gue bisa finish sebelum jam 4?

Selanjutnya hanya penanda-penanda KM aja yang bikin gue semangat.

………….. KM 14 ……………………………………………………………………………. KM 15 ………………………………………………………………………………………………………………………………. KM 16 ………………………………………………………………………………………………… KM 17 …………………………………………………………………………………………………………….

Dan dada gue tiba-tiba berasa legaaaaa banget ketika akhirnya jalur bebatuan selesai dan gue bertemu dengan jalan aspal. UDAH DEKAT !!!!!!!!!!!!

Akhirnya gue sampai juga di finish. Novi dan Biye, another fellow runner yang juga ikutan 11K, udah menunggu gue di garis finish. Thank God!

I finished not so strong. Kata Novi kemudian, “Gue cemas lho!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Ini anak kemana gak finish-finish?”. Igh, 11K aja!!! Pret!

I was so happy that I could finish the trail run. Though I was not happy with the result, 4 jam 12 menit untuk 18K, cuma rank #104 of 180 runners. Dan Cut of Time-nya 3.5 jam! Jiah…………. kaos finisher gue ada cap “NOT YET” nya. Menyebalkan!!!!

…

…

…

Fa, tapi-nggak-kapok!